Selasa, 29 Juni 2010

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategori Status Gizi anak Balita dengan indicator BB/TB berdasarkan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS

BB/TB WHO 2005

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
SANGAT KURUS 4 3,6 3,6 3,6
KURUS 7 6,3 6,3 9,9
NORMAL 75 67,6 67,6 77,5
GEMUK 25 22,5 22,5 100,0
Total 111 100,0 100,0


BB/TB WHO NCHS

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
SANGAT KURUS 3 2,7 2,7 2,7
KURUS 9 8,1 8,1 10,8
NORMAL 83 74,8 74,8 85,6
GEMUK 16 14,4 14,4 100,0
Total 111 100,0 100,0

Kesimpulan :
1. Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa klasifikasi status gizi BB menurut TB menurut baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS dibagi menjadi sangat kurus, kurus, normal dan gemuk. Secara umum tingkat perbandingan prevalensi antara WHO NCHS dan WHO 2005 berbeda walaupun pengklasifikasian status gizinya sama. Untuk kategori sangat kurus menurut WHO 2005 adalah sebesar 4 atau 3,6 % sedangkan menurut WHO NCHS adalah sebesar 3 atau 2,7 %.
2. Dari hasil tabel BB/TB WHO 2005 dan WHO NCHS terletak perbedaan pada frekuensi secara keseluruhannya berbeda.
3. Contohnya frekuensi kategori sangat kurus dan normal pada BB/TB WHO 2005 lebih tinggi dari pada WHO NCHS.
4. Tetapi frekuensi kategori kurus dan gemuk pada BB/TB WHO 2005 lebih sedikit dari pada WHO NCHS.

2.2. Indikator TB/U
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Status Gizi anak Balita dengan indicator TB/U berdasarkan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS

TB/U WHO 2005

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
PENDEK 13 11,7 11,7 11,7
NORMAL 98 88,3 88,3 100,0
Total 111 100,0 100,0





TB/U WHO NCHS

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
PENDEK 11 9,9 9,9 9,9
NORMAL 100 90,1 90,1 100,0
Total 111 100,0 100,0

Kesimpulan :

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa klasifikasi status gizi TB menurut umur menurut WHO NCHS dan WHO 2005 dibagi menjadi pendek dan normal. Secara umum tingkat perbandingan prevalensi antara WHO 2005 dan WHO NCHS berbeda walaupun pengklasifikasian status gizinya sama. Untuk kategori pendek menurut WHO 2005 adalah sebesar 13 atau 11,7 % sedangkan menurut WHO NCHS adalah sebesar 11 atau 9,9 %.
Dari tabel frekuensi kategori status gizi anak balita dengan indikator TB/U secara keseluruhan nilai TB/U WHO 2005 lebih tinggi nilainya dari pada WHO NCHS, baik dari frekuensi, persen, dan valid persen.

2.3 Indikator BB/U
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Status Gizi anak Balita dengan indicator BB/U berdasarkan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS

BB/U WHO 2005

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
GIZI KURANG 2 1,8 1,8 1,8
GIZI BAIK 93 83,8 83,8 85,6
GIZI LEBIH 16 14,4 14,4 100,0
Total 111 100,0 100,0


BB/U WHO NCHS

Kategori Frekuensi Persen Valid Percent Cumulative Percent
GIZI KURANG 2 1,8 1,8 1,8
GIZI BAIK 94 84,7 84,7 86,5
GIZI LEBIH 15 13,5 13,5 100,0
Total 111 100,0 100,0

Kesimpulan :
1. Dari tabel Distribusi Frekuensi Kategori Status Gizi anak Balita dengan indicator BB/U berdasarkan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS terdapat perbedaan pada kategori gizi baik dan gizi lebih, sedangkan dari kategori gizi kurang, dari kedua tabel nilainya sama.
2. Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa klasifikasi status gizi BB menurut umur menurut baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS dibagi menjadi, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih. Secara umum tingkat perbandingan prevalensi antara WHO 2005 dan WHO NCHS berbeda walaupun pengklasifikasian status gizinya sama. Untuk kategori status gizi kurang menurut WHO 2005 adalah sebesar 2 atau 1,8 % sedangkan menurut WHO NCHS adalah sebesar 2 atau 1,8 %.
3. Pada kategori gizi baik, WHO 2005 lebih rendah dari pada WHO NCHS, baik dari segi frekuensi, persen, dan valid percent.
4. Pada kategori gizi lebih, WHO 2005 lebih tinggi dari pada WHO NCHS.

Read more...

Senin, 21 Juni 2010

Alhamdulillahhh..... akhirnya makalah ne selesai juga..

makalah ini membahas tentang WHO NCHS dan WHO 2005.
Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau merupakan produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik (biologik), kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada anak.
Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Khusus untuk penilaian status gizi antropometri itu memiliki 6 parameter dan 8 indeks. Pada penilaian status gizi anak balita, dapat digunakan beberapa indeks antropometri yang dijadikan sebagai indikator status gizi.
Baku rujukan Harvard dan WHO- NCHS adalah baku rujukan yang paling umum digunakan di berbagai Negara. Ada beberapa jenis baku rujukan,Harvard (Boston), WHO-NCHS, Tanner dan Kanada Tetapi sekarang, WHO merekomendasikan agar menggunakan WHO-NCHS di seluruh Negara.
Namun, sekarang telah dibuat baku rujukan baru yang disarankan untuk digunakan untuk pedoman penilaian status gizi yang disebut dengan WHO 2005.

untuk mengetahui selengkapnya klik disini

Read more...