Senin, 21 Juni 2010

Alhamdulillahhh..... akhirnya makalah ne selesai juga..

makalah ini membahas tentang WHO NCHS dan WHO 2005.
Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik (nature) atau merupakan produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsik dan ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara faktor genetik (biologik), kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (sosial) pada anak.
Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Khusus untuk penilaian status gizi antropometri itu memiliki 6 parameter dan 8 indeks. Pada penilaian status gizi anak balita, dapat digunakan beberapa indeks antropometri yang dijadikan sebagai indikator status gizi.
Baku rujukan Harvard dan WHO- NCHS adalah baku rujukan yang paling umum digunakan di berbagai Negara. Ada beberapa jenis baku rujukan,Harvard (Boston), WHO-NCHS, Tanner dan Kanada Tetapi sekarang, WHO merekomendasikan agar menggunakan WHO-NCHS di seluruh Negara.
Namun, sekarang telah dibuat baku rujukan baru yang disarankan untuk digunakan untuk pedoman penilaian status gizi yang disebut dengan WHO 2005.

untuk mengetahui selengkapnya klik disini

4 komentar:

ABY si top1hit4m Jr 24 Juni 2010 pukul 03.02  

komentar perbandingan prevalensi belum ada, dan harus diposting disini ya

Gizi-08 24 Juni 2010 pukul 03.40  

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prevalensi status gizi menurut jenis kelamin, kelompok umur dan sasaran rentan umur antara baku rujukan WHO NCHS dan baku rujukan WHO 2005. Perbedaan prevalensi ini terjadi dikarenakan kedua baku rujukan tersebut menggunakan ambang batas (cut off point) yang berbeda untuk menentukan status gizi seseorang sehingga menghasilkan perbedaan prevalensi status gizi antara kedua baku rujukan tersebut. Sehingga penggunaan baku rujukan WHO 2005 dan WHO NCHS memiliki hasil akhir yang berbeda dalam interpretasi data yang di dapatkan yang dilihat berdasarkan masing-masing variabel yaitu jenis kelamin, pengelompokan umur dalam tahun, dan sasaran rentan umur yang terkait dengan kategori dan frekuensinya. Dapat juga ditarik kesimpulan bahwa dari dua baku rujukan yang digunakan, baku rujukan WHO 2005 lah yang lebih baik dibandingkan WHO NCHS. Karena pada WHO 2005, pengkategoriannya lebih spesifik dan lebih lengkap. Selain itu, perbedaannya juga dapat dilihat dari pengkategorian BB menurut umur, WHO NCHS mengambil angka dengan batas yang lebih tinggi dibandingkan dengan WHO 2005 sehingga menghasilkan status gizi kurang yang lebih banyak.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dari dua baku rujukan yang digunakan, baku rujukan WHO 2005 lah yang lebih baik dibandingkan WHO NCHS. Karena pada WHO 2005 pengkategoriannya lebih spesifik dan lebih lengkap dari pada WHO NCHS.

ABY si top1hit4m Jr 25 Juni 2010 pukul 04.32  

Saya tidak melihat persen gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk bila menggunakan NCHS dan 2005 disini. Itu yg saya maksud komentar utama

Gizi-08 29 Juni 2010 pukul 04.25  

bapak....
udah imi posting lagi yang ada perbandingan persentasenya pak...
imi buat di entri baru...
sama kesimpulannya juga dah imi posting pak....
bener kyk gt kan pak....
gmn pak....???
ksh komen lgi y pak...
mksh bpakk...

Posting Komentar